Ponirah Namaku Ponirah. Aku lahir dari ibu yang bernama Sumirah. Bertahun-tahun aku memercayai kalau ayahku bernama Purwadi. Karena Purwadilah lelaki yang kupanggil bapak. Dia baik walau kadang keras. Namun, seperti ibuku, kulitnya coklat, hidungnya pesek, matanya kelam, dan rambutnya hitam. Rambutku juga hitam. Tapi kulitku putih, hidungku bangir, dan yang paling aneh adalah, mataku biru. Sedari kecil, mulutku tak henti melontar tanya, kenapa aku tidak mirip Bapak, Ibu? Kenapa aku tidak mirip Ibu, Bapak? Kenapa aku tidak mirip bapak dan ibuku? Aku cantik. Semua orang gemas melihatku karena kata mereka, aku seperti boneka. Tapi di balik pancaran mata gemas orang-orang yang memandangku, aku juga menangkap sinyal tak suka. Entahlah, mungkin sinis, atau meledek. Teman-teman kecilku memanggilku Londo Jowo. Ada juga yang memanggilku Si Bule. Banyak pula yang tertawa karena mataku biru tapi namaku Ponirah. Sebagian orang memanggilku si anak kompeni. Julukan yang terakhirlah yang menu...
Pada mulanya adalah kata, yang meringkuk di ceruk mantik.