Dulu, saya minta bantuan seseorang untuk membuatkan alamat surel. Maklum, gaptek. Entah mengapa, dia mengambil judul puisi karya Chairil Anwar untuk nama surel saya. Tak masalah bagi saya, walau sebenarnya saya belum pernah membaca puisi tersebut.
Seiring jalannya waktu, dan level kegaptekan saya menurun, saya sudah tidak berselera mengganti alamat surel tersebut. Saya paling malas ganti-ganti alamat apa pun, termasuk nomor ponsel. Saya nggak suka ngeribetin masalah gituan. Ketimbang surel saya memakai nama dan buntut tahun lahir, derai cemara jelas lebih bagus.
Terjebaklah saya bersama puisi ini. Saya mesti bawa si derai-derai cemara bersama saya. Sampai jauh....
DERAI DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Karya Chairil Anwar
Seiring jalannya waktu, dan level kegaptekan saya menurun, saya sudah tidak berselera mengganti alamat surel tersebut. Saya paling malas ganti-ganti alamat apa pun, termasuk nomor ponsel. Saya nggak suka ngeribetin masalah gituan. Ketimbang surel saya memakai nama dan buntut tahun lahir, derai cemara jelas lebih bagus.
Terjebaklah saya bersama puisi ini. Saya mesti bawa si derai-derai cemara bersama saya. Sampai jauh....
DERAI DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Karya Chairil Anwar
Comments
Post a Comment