Sekarang tanggal 23 April. Konon, sekarang hari buku sedunia.
So, Happy World Day!
Omong-omong tentang buku, saya jadi ingin bercerita sedikit tentang masa kecil saya. Saya lahir dan tinggal di Cirebon sampai umur 13 tahun. Masa itu, saya sepertinya nggak pernah diajak pergi ke toko buku, deh. Ada atau tidaknya toko buku, saya juga nggak ingat. Tapi, di rumah, saya mendapat asupan buku yang cukup lumayan.
Bapak saya seorang guru. Secara berkala, Bapak membawa buku-buku koleksi perpustakaan sekolah ke rumah. Saya jadi kenal Lima Sekawan, Malory Towers, Sapta Siaga, Trio Detektif, Si Noni, juga aneka dongeng dunia. Satu judul dari serial Noni yang saya ingat adalah Sang Bromocorah. Sampul dan judulnya bagi saya serem banget. Tapi ceritanya saya suka banget. Saya sudah lupa alunya, tapi persahabatan Noni dan sang bromocorah itu bikin saya mengkhayalkan diri sebagai Noni. Kebetulan belakang rumah saya jalan setapak menuju kebun yang gelap. Dan halaman belakang rumah saya hanya berpagar bambu. Jadi, kalau ada bromocorah lewat dan ingin sembunyi, mudah banget menyusup ke rumah saya :))
Dulu eranya komik Donald Bebek, majalah Bobo, juga ada majalah Ananda. Saya nggak begitu suka sampul majalah Ananda, karena style dan warna gambarnya dark. Anak-anak saat itu juga mendapat akses bacaan dari penyewaan buku. Kebanyakan sih, komik. Seingat saya, dulu dongeng-dongeng Hans Andersen juga ada versi komiknya. Komik cerita rakyat dan kisah Nabi juga bertebaran saat itu.
Yang paling keingat, dan saya punya komiknya, adalah kisah Situ Bagendit. Melihat gambar Situ Bagendit dan hartanya yang berlimpah, keculasannya, dan azab banjir bandang yang digambarkan di komik tersebut bikin saya merinding. Tapi, buku terseram yang pernah saya baca saat itu, dan kedudukannya tak tergantikan oleh buku apapun hingga saat ini adalah, KOMIK NERAKA!
So, Happy World Day!
Omong-omong tentang buku, saya jadi ingin bercerita sedikit tentang masa kecil saya. Saya lahir dan tinggal di Cirebon sampai umur 13 tahun. Masa itu, saya sepertinya nggak pernah diajak pergi ke toko buku, deh. Ada atau tidaknya toko buku, saya juga nggak ingat. Tapi, di rumah, saya mendapat asupan buku yang cukup lumayan.
Bapak saya seorang guru. Secara berkala, Bapak membawa buku-buku koleksi perpustakaan sekolah ke rumah. Saya jadi kenal Lima Sekawan, Malory Towers, Sapta Siaga, Trio Detektif, Si Noni, juga aneka dongeng dunia. Satu judul dari serial Noni yang saya ingat adalah Sang Bromocorah. Sampul dan judulnya bagi saya serem banget. Tapi ceritanya saya suka banget. Saya sudah lupa alunya, tapi persahabatan Noni dan sang bromocorah itu bikin saya mengkhayalkan diri sebagai Noni. Kebetulan belakang rumah saya jalan setapak menuju kebun yang gelap. Dan halaman belakang rumah saya hanya berpagar bambu. Jadi, kalau ada bromocorah lewat dan ingin sembunyi, mudah banget menyusup ke rumah saya :))
Dulu eranya komik Donald Bebek, majalah Bobo, juga ada majalah Ananda. Saya nggak begitu suka sampul majalah Ananda, karena style dan warna gambarnya dark. Anak-anak saat itu juga mendapat akses bacaan dari penyewaan buku. Kebanyakan sih, komik. Seingat saya, dulu dongeng-dongeng Hans Andersen juga ada versi komiknya. Komik cerita rakyat dan kisah Nabi juga bertebaran saat itu.
Yang paling keingat, dan saya punya komiknya, adalah kisah Situ Bagendit. Melihat gambar Situ Bagendit dan hartanya yang berlimpah, keculasannya, dan azab banjir bandang yang digambarkan di komik tersebut bikin saya merinding. Tapi, buku terseram yang pernah saya baca saat itu, dan kedudukannya tak tergantikan oleh buku apapun hingga saat ini adalah, KOMIK NERAKA!
Comments
Post a Comment